Langsung ke konten utama

Doa tentang dia, sampai tentang DIA




Mungkin doa-doa dan harapan kita tentang dia, bertuliskan nama yang salah. Tidak apa-apa, bukan kita yang salah. Bukan juga dia yang salah. Dan tidak ada yang perlu disalahkan.
Terkadang, bukan doa-doa kita yang salah. Bukan pula harapan-harapan atau ekspektasi tentang dia, yang mungkin terlalu tinggi. Tidak apa-apa menaruh harapan tinggi, bagus sekali malah. Selama diiringi sebening niat, ikhtiar yang ikhlas nan besar, setara nilainya dengan ekspektasi-ekspektasi itu.
Bukan pula salah waktu, atau detik yang pernah menyatukan pertemuan. Mereka tidak pernah salah, karena setiap milidetik kejadian sudah terjadwal dalam Kitab Langit Paling Taat.
Lagi-lagi, tidak ada yang perlu disalahkan. Kita tidak perlu memaki atau mengutuk masa lalu. Karena mereka telah menjadi kenangan. Justru kita selayaknya berterima kasih, karena mereka berkenan menjadi tumpuan langkah-langkah kita menuju masa sekarang, menuju hari ini, dan ribuan hari berikutnya. Semoga.

Sekali lagi, tidak ada yang perlu disalahkan, apalagi disesalkan. Aku pun masih beajar demikian. Sulitnya untuk tidak menyalahkan keadaan. Apapun keadaan.

Jika pun harus ada yang disalahkan, salahkan saja singgasana-singgasana hati kita terdahulu, terlalu rapuh dihujani panah-panah keindahan itu. Hingga membuat istana kita hancur berkeping. Bukankah kau pernah bilang, kalau keindahan dunia adalah panah-panah yang merobohkan?

Ayolah tersenyum, istanamu dan istanaku kini lebih kokoh daripada yang dahulu. Kita sudah membangunnya kembali. Bahkan, bola meriam dari keindahan-keindahan dunia sekalipun menembak singgasana kita, masih dapat terhalang oleh tembok barisan depan, dan masih ada berlapis tembok lagi. Tenang saja.
Kemudian..
"Apa yang seharusnya dilakukan sekarang?" tanyamu.
Marilah mulai dengan doa-doa baru, harapan-harapan baru, juga... nama baru yang akan dihadirkan dalam lembaran selanjutnya hidup kita. Dengan sebening dan setulus doa. Hanya satu nama, satu jiwa, dan satu ikatan yang telah digariskan sejak ribuan tahun silam.
Meskipun pada akhirnya tidak disatukan dengan dia, harapan-harapan kita sudah tertaut pada DIA. Doa-doa yang kita lantunkan, semoga menjadi senandung paling khusyuk menyebut asma-Nya. Inilah karunia terbesar yang orang-orang idamkan sejak dahulu.
Lantunan-lantunan doa kita tentang dia, telah jauh tertutup oleh doa-doa kita tentang diri sendiri. Tentang perbaikan-perbaikan, dan jauh lebih daripada itu.. sebuah ketakutan tatkala jauh dengan DIA.
Pada akhirnya, doa-doa tentang dia, kini menjadi tentang DIA. Hei, kenapa harus ada air mata yang tumpah? Berbahagialah.
Ah, dasar! Mengapa air mata ini juga ikut serta tumpah?

Bogor, Januari 2017
N. A. Fadhli


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Satu Per Tak Hingga dan Perenungannya

Semenjak menjadi siswa, selama belajar di SMA, saya hanya menyimak dan menelan setiap rumus beserta hasilnya. Pentingnya, jika bagian ini-itu hafal, beres sudah. Jarang sekali kepo, apalagi penasaran darimana dan bagaimana mengetahui prosesnya. Salah satu contoh yaitu dalam menghapal definisi sederhana, 1/~ , 1/0, 0/0, dan teman-temannya, plus perenungan memahami mereka. Namun, kali ini mencoba agar sama-sama dibahas 1/~ (satu per tak hingga) yang hasilnya adalah nol. Karena, mungkin banyak yang sudah tahu bahwa 1/0 nilainya bisa menjadi dua jenis, bisa menjadi ‘tak terdefinisi’ atau ‘tak hingga’. Contoh : 1/10 = 0,1 1/1000= 0,001 1/100000 = 0,00001 1/10000000 = 0,0000001 dst. Tapi, 1/~ = 0 Kenapa? Dari contoh sudah didapatkan pola, bahwa jika satu dibagi sepuluh, hasilnya 0,1. Dan, satu dibagi sepuluh juta, hasilnya 0,0000001. Semakin dibagi dengan bilangan besar, hasil semakin mendekati nol. Tak hingga merupakan sesuatu yang tak berbatas. Sehingga, satu d...

Ore Wa Akiramenai = Saya Tidak Akan Menyerah !

Donna ni tsurakutemo, akiramenaide kudasai! Akhirnya pikiran kembali segar, semangat menulis untuk posting di blog timbul lagi(padahal hari ini tidak semangat, tetapi terkena sentil oleh satu-dua kalimat bahasa Jepang). Sebabnya karena iseng-iseng mencari kata motivasi versi bahasa Jepang, justru menemukan pepatah keren, sekaligus pas dengan kondisi dan tontonan saya pekan ini. Yasudah, dijadikan sebagai pembuka tulisan deh. Bagi pecinta anime, pasti beberapa sudah tidak asing dengan istilah tersebut, pepatah yang menjadi jargon bagi mayoritas tokoh utama series anime. Hehe. Donna ni tsurakumeto, akiramenaide kudasai,  yang artinya  “Sesulit apapun, jangan menyerah!” Lalu disambung dengan judul postingan, Ore wa akiramenai , artinya  “Saya tidak akan menyerah!” Pepatah ini mungkin sudah tidak asing dan sangat sering berkeliaran ditelinga kita, apalagi ditelinga saya. Hehe. Sehingga, kesan dan energi kuat yang dibawa pepatah itu hanya angin saja. Cepat na...

Jujur, Mayoritas Karya saya Lahir dari Sini...

Setiap orang memiliki ciri khas, style dan metode-metode yang berbeda-beda, sehingga metode tersebut membuat mereka nyaman dalam melakukan sesuatu. Menjadi penulis, berarti tidak boleh jauh dari gadget (laptop/PC, ponsel, dan lainnya) atau mungkin kertas dan pena, sebagai logistik yang memproduksi berbagai karya. Mereka sadar bahwa(umumnya), laptop adalah aset berjalan yang harus menemani kapanpun ide segar berdatangan, bertamu dalam pikiran. Saya justru tipikal yang tidak betah kalau mengetik di laptop/PC. Lebih nyaman menggerakan jemari di layar touchscreen ponsel. Karena memiliki mobilitas tinggi dalam kebersamaannya dengan si pengguna. Selain itu, tipe seperti saya, menulis di ponsel lebih efektif dan efisien. Keberadaannya memiliki banyak keuntungan tersendiri, seperti : 1.  Bisa menggunakan aplikasi menulis di ponsel Ada banyak sekali aplikasi menulis yang bisa dimanfaatkan, salah satunya aplikasi ColorNote, dapat dengan mudah diunggah. Tampilan ColorNote terse...

Jangan Takut! Paket Kegagalan Sudah Disiapkan untuk Kesuksesan Manusia

Kehidupan tidak pernah lepas dari yang namanya ujian dan tantangan. Hampir-hampir setiap manusia pernah merasakan satu nikmat itu. Entah untuk meningkatkan, mengingatkan, atau membubarkan. Tapi satu hal, kegagalan lagi-lagi membawa sekotak pembelajaran. Kesuksesan tidak dibangun dalam semalam. Butuh ratusan, bahkan ribuan hari untuk mencapainya. Seringkali, tangga kesuksesan baru muncul setelah seseorang mengecap kegagalan. Memperbaiki kegagalan yang paling konkrit adalah dengan merasakan kegagalan diri sendiri. Kita dapat belajar dari kegagalan orang lain, memperbaiki kesalahan yang dibuatnya agar tidak menimpa kehidupan kita di masa depan. Tapi, ada hal-hal tertentu yang memang itu adalah paket kegagalan untuk manusia, untuk setiap nama. Dan rasanya, kurang afdol jika kegagalan itu bukan milik kita. Saya tidak menyuruh siapapun gagal, saya juga tidak ingin gagal. Tidak ada seorang mana pun di dunia ini menyuruh kegagalan, kecuali setelahnya dijadikan bahan pembelajaran. ...

Hukum Perputaran Roda dan Tuhan yang Selalu Adil

Seorang anak SMP, beberapa bulan lagi hendak memasuki SMA,   berasal dari keluarga menengah kebawah, mengeluh tentang kondisi dan keadaan keluarganya. Ia mengadu kepada ayahnya yang seorang petani dan bertanya, "Ayah, aku belajar di sekolah, Bu guru bilang bahwa setiap orang punya nasib seperti roda yang berputar." "Iya.. lalu?" Ayahnya menanggapi dan memancing kelanjutan kisah sang anak. "Ada saatnya seseorang itu berada di atas, dan ada saatnya berada di bawah. Berarti yang miskin tidak selalu miskin kan, ayah? Setiap orang miskin bisa kaya dan sejahtera kan, ayah?" "Yap. Benar, Nak. Hayuk siap-siap berangkat," sang ayah   bersiap mengantar anaknya sekolah. Kemudian, si anak mendengar dan mendapat kabar bahwa salah satu temannya mengalami musibah. Si anak ini kembali menghadap ayahnya dan bertanya, "Ayah, kalau katanya roda itu berputar, mengapa mereka tetap berada di bawah? Apakah mereka tidak diberikan kesem...