Seorang anak SMP, beberapa bulan lagi hendak memasuki SMA, berasal dari keluarga menengah kebawah,
mengeluh tentang kondisi dan keadaan keluarganya. Ia mengadu kepada ayahnya
yang seorang petani dan bertanya,
"Ayah, aku belajar di sekolah, Bu guru bilang bahwa
setiap orang punya nasib seperti roda yang berputar."
"Iya.. lalu?" Ayahnya menanggapi dan memancing
kelanjutan kisah sang anak.
"Ada saatnya seseorang itu berada di atas, dan ada
saatnya berada di bawah. Berarti yang miskin tidak selalu miskin kan, ayah?
Setiap orang miskin bisa kaya dan sejahtera kan, ayah?"
"Yap. Benar, Nak. Hayuk siap-siap berangkat," sang
ayah bersiap mengantar anaknya sekolah.
Kemudian, si anak mendengar dan mendapat kabar bahwa salah
satu temannya mengalami musibah. Si anak ini kembali menghadap ayahnya
dan bertanya,
"Ayah, kalau katanya roda itu berputar, mengapa mereka
tetap berada di bawah? Apakah mereka tidak diberikan kesempatan merasakan
posisi di roda teratas? Berarti Tuhan tidak adil, dong?"
Ayahnya menarik napas panjang. Kali ini ia benar-benar kagum
dengan pertanyaan anaknya.
"Kata siapa dia selalu berada di roda bawah?"
"Sejak mereka lahir tidak merasakan kesejahteraan
ekonomi. Hanya dicukupkan saja untuk sehari-hari dan biaya sekolah. Bahkan sampai kematiannya. Padahal mereka orang baik dan pekerja
keras. Apakah Tuhan tidak adil?"
"Tuhan selalu adil, Nak. Mungkin yang kita lihat
sekarang, mereka selalu berada di bawah. Dan roda mereka telah berhenti di
titik terbawah. Tapi lima atau sepuluh tahun lagi mereka akan menuai hasil dari kerja keras itu. Tapi, jika mereka belum mendapatkan kesmpatan, di sana, Tuhan telah menyiapkan rencana terbaik dan posisi teratas bagi
mereka. Ingat ya, di sana itu selamanya lho," sang ayah bercerita, si anak mendengarkan sambil mengangguk.
"Dalam kehidupan ini, mungkin banyak orang berada di
posisi teratas roda-roda mereka. Tapi, kita tidak bisa menjamin apakah di
kehidupan setelahnya, mereka masih berada di roda-roda teratas itu. Nah
disitulah hukum perputaran roda," lanjut sang ayah bercerita.
"Ada pula orang-orang cerdas yang dapat mengendalikan
agar mereka tetap berada di posisi atas roda dalam dua kehidupan mereka," sang ayah menutup cerita.
Bogor, Maret 2019
N. A. Fadhli
Komentar
Posting Komentar