Langsung ke konten utama

Jangan Takut! Paket Kegagalan Sudah Disiapkan untuk Kesuksesan Manusia


Kehidupan tidak pernah lepas dari yang namanya ujian dan tantangan. Hampir-hampir setiap manusia pernah merasakan satu nikmat itu. Entah untuk meningkatkan, mengingatkan, atau membubarkan. Tapi satu hal, kegagalan lagi-lagi membawa sekotak pembelajaran.

Kesuksesan tidak dibangun dalam semalam. Butuh ratusan, bahkan ribuan hari untuk mencapainya. Seringkali, tangga kesuksesan baru muncul setelah seseorang mengecap kegagalan.
Memperbaiki kegagalan yang paling konkrit adalah dengan merasakan kegagalan diri sendiri. Kita dapat belajar dari kegagalan orang lain, memperbaiki kesalahan yang dibuatnya agar tidak menimpa kehidupan kita di masa depan.

Tapi, ada hal-hal tertentu yang memang itu adalah paket kegagalan untuk manusia, untuk setiap nama. Dan rasanya, kurang afdol jika kegagalan itu bukan milik kita. Saya tidak menyuruh siapapun gagal, saya juga tidak ingin gagal. Tidak ada seorang mana pun di dunia ini menyuruh kegagalan, kecuali setelahnya dijadikan bahan pembelajaran.
Memperbaiki kegagalan, akan lebih menghayati jika murni pengalaman dirinya. Ia tahu di mana letak kekurangan, kecerobohan, agar setelahnya dapat dikoreksi dan ditutup.
Anehnya, acapkali membuka dokumen-dokumen yang berisikan nama orang tersukses, berpengaruh, dan mengubah dunia, adalah orang yang mengecap kegagalan lebih banyak dari yang lain.
Mayoritas dari mereka bisa kita bilang adalah pakarnya dalam hal kegagalan. Namun, ada sebuah cahaya disebalik pengorbanan mereka, yang hingga sekarang menerangi kehidupan manusia.
Contoh banyaknya kegagalan yang paling sering diingat adalah dari Thomas Alfa Edison. Ribuan kali mencoba membuat sebuah lampu. Gagal lagi, gagal terus, gagal yang lebih mencerahkan. Dengan kegagalan-kegagalan tersebut, Thomas masih keras kepala menciptakan lampu.
Saya sedang membayangkan posisi saya jika menjadi ilmuwan terkenal itu. Bagaimana rasanya mengecap ribuan kegagalan dan masih bertahan dalam kerja kerasnya. Mungkin juga tersemat setitik ASA yang hidup dibalik hati murni beliau, kemudian menghidupkan dan menggerakkan seluruh tubuhnya agar menolak bisikan menyerah.
Kegagalan lebih indah jika dinikmati. Entah, ia akan mengantar seseorang ke gerbang apa. Namun, selama seseorang mencoba banyak hal dan berakhir kegagalan, pintu-pintu keberhasilan semakin terbuka lebar. Semoga.
Bogor, Maret 2019
N. A. Fadhli


Komentar

  1. Bang, cara jalanin Javascript sudah tak posting di blog: https://www.muhammadzaini.com/2019/03/17/menjalankan-javascript.html

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Satu Per Tak Hingga dan Perenungannya

Semenjak menjadi siswa, selama belajar di SMA, saya hanya menyimak dan menelan setiap rumus beserta hasilnya. Pentingnya, jika bagian ini-itu hafal, beres sudah. Jarang sekali kepo, apalagi penasaran darimana dan bagaimana mengetahui prosesnya. Salah satu contoh yaitu dalam menghapal definisi sederhana, 1/~ , 1/0, 0/0, dan teman-temannya, plus perenungan memahami mereka. Namun, kali ini mencoba agar sama-sama dibahas 1/~ (satu per tak hingga) yang hasilnya adalah nol. Karena, mungkin banyak yang sudah tahu bahwa 1/0 nilainya bisa menjadi dua jenis, bisa menjadi ‘tak terdefinisi’ atau ‘tak hingga’. Contoh : 1/10 = 0,1 1/1000= 0,001 1/100000 = 0,00001 1/10000000 = 0,0000001 dst. Tapi, 1/~ = 0 Kenapa? Dari contoh sudah didapatkan pola, bahwa jika satu dibagi sepuluh, hasilnya 0,1. Dan, satu dibagi sepuluh juta, hasilnya 0,0000001. Semakin dibagi dengan bilangan besar, hasil semakin mendekati nol. Tak hingga merupakan sesuatu yang tak berbatas. Sehingga, satu d

Ore Wa Akiramenai = Saya Tidak Akan Menyerah !

Donna ni tsurakutemo, akiramenaide kudasai! Akhirnya pikiran kembali segar, semangat menulis untuk posting di blog timbul lagi(padahal hari ini tidak semangat, tetapi terkena sentil oleh satu-dua kalimat bahasa Jepang). Sebabnya karena iseng-iseng mencari kata motivasi versi bahasa Jepang, justru menemukan pepatah keren, sekaligus pas dengan kondisi dan tontonan saya pekan ini. Yasudah, dijadikan sebagai pembuka tulisan deh. Bagi pecinta anime, pasti beberapa sudah tidak asing dengan istilah tersebut, pepatah yang menjadi jargon bagi mayoritas tokoh utama series anime. Hehe. Donna ni tsurakumeto, akiramenaide kudasai,  yang artinya  “Sesulit apapun, jangan menyerah!” Lalu disambung dengan judul postingan, Ore wa akiramenai , artinya  “Saya tidak akan menyerah!” Pepatah ini mungkin sudah tidak asing dan sangat sering berkeliaran ditelinga kita, apalagi ditelinga saya. Hehe. Sehingga, kesan dan energi kuat yang dibawa pepatah itu hanya angin saja. Cepat nan mudah terhem

Jujur, Mayoritas Karya saya Lahir dari Sini...

Setiap orang memiliki ciri khas, style dan metode-metode yang berbeda-beda, sehingga metode tersebut membuat mereka nyaman dalam melakukan sesuatu. Menjadi penulis, berarti tidak boleh jauh dari gadget (laptop/PC, ponsel, dan lainnya) atau mungkin kertas dan pena, sebagai logistik yang memproduksi berbagai karya. Mereka sadar bahwa(umumnya), laptop adalah aset berjalan yang harus menemani kapanpun ide segar berdatangan, bertamu dalam pikiran. Saya justru tipikal yang tidak betah kalau mengetik di laptop/PC. Lebih nyaman menggerakan jemari di layar touchscreen ponsel. Karena memiliki mobilitas tinggi dalam kebersamaannya dengan si pengguna. Selain itu, tipe seperti saya, menulis di ponsel lebih efektif dan efisien. Keberadaannya memiliki banyak keuntungan tersendiri, seperti : 1.  Bisa menggunakan aplikasi menulis di ponsel Ada banyak sekali aplikasi menulis yang bisa dimanfaatkan, salah satunya aplikasi ColorNote, dapat dengan mudah diunggah. Tampilan ColorNote tersebut

Matematika Inspirasi : Kasih Sayang Ibu Tak Hingga

Pernah dengar istilah “ Kasih ibu sepanjang masa”  ?  Sebuah istilah yang sangat fenomenal, dikenal seantero dunia, sekaligus menandakan bahwa kasih sayang seorang ibu memang tiada batasnya. Bahkan, kasih sayang ibu tidak dibatasi jumlah anak, atau urutan kelahiran si anak. Istilah inipun sepertinya telah dibuktikan keabsahannya melalui notasi matematika, yaitu  Tak Hingga . Makna dari  Tak Hingga  berarti tak terbatas, tak terukur, negasi dari hingga dan tak terhitung. Semoga pemikiran ini dapat diterima logika serta penalarannya. Contoh kecil dari isitlah tersebut akan dibahas dalam simulasi matematika yang singkat dan sederhana, semoga tidak membingungkan ya... Simulasi  : ambil sebuah contoh yang paling sering dialami dalam sebuah keluarga(khususnya interaksi anak dan ibunya). Akan dibuktikan  : Bahwa kasih sayang seorang ibu tak hingga kepada semua anak-anaknya, tidak dibatasi jumlah anak dan urutan kelahiran si anak. Kasus Pertama  : Sang ibu mengataka

Belajar Menyusun Masa Depan dari Seorang Anak Kecil

Sudah seminggu yang lalu bertemu dengannya. Namun masih berbekas satu kalimat --yang mungkin sengaja atau tak sengaja-- ia ucapkan, sadar atau tidak sadar ia lontarkan. Ia adalah seorang anak laki-laki dengan umur enam tahun dan sekarang berstatus sebagai anak TK kelas B, yang sebentar lagi akan menjadi anak kelas satu SD. Panggilan akrabnya adalah Ai, namun saya lupa nama lengkap anak itu. hehe. Pengalaman berkesan tersebut bermula ketika Ai, dan orang tuanya yang berstatus sebagai Guru SD di tempat Ai bersekolah (TK dan SD di bawah satu Yayasan) bermain ke rumah kami. Bundanya (Bunda: Panggilan Ai kepada ibunya), mengantar Ai sekaligus mengajar di SD yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah keluarga kami. Sore itu, selepas Ashar, sekitar jam 16.40 WIB, Ai main dengan adik bungsu saya (Dhika) yang sekarang umurnya baru 4 tahun. Ai bercerita ini-itu, sana-sini, menanyakan Dhika kapan sekolah TK, juga berbicara ucapan yang sampai sekarang masih saya ingat. “Ai nanti a